pasar malam – lkh & lsh

keonhee dan seoho tengah berada di sebuah pasar malam, yang anehnya berada di tengah lapangan luas, di sekitarnya dipenuhi pohon-pohon rimbun. tidak terlalu jauh dari tempat tinggal mereka juga.

ini pertama kalinya mereka kesini. keonhee tadi sepulang ngampus melihat ada pasar malam disini, jadi ia mengajak seoho bersamanya. ia penasaran.

tapi seoho merasa ada yang janggal dengan pasar malam ini. padahal jamnya ia pulang kampus ia tidak melihat adanya orang-orang berkerumun untuk menyiapkan pasar malam. benar-benar hanya tanah lapang di tengah pepohonan.

kalaupun benar, mana mungkin penyusunan pasarnya begitu cepat?

lagipun, ia hanya melihat bekas-bekas wahana kecilnya saja dari pinggir jalan. tertutupi rumput-rumput tinggi. palang-palang besi yang sudah dilumuti dan berkarat juga.

aneh.

tapi seoho berusaha tidak menggubrisnya. ia tidak ingin melihat sahabat karibnya ketakutan. mana ini malam jumat pula.

menyusuri jalan di tengah 'keramaian' ini, tiba-tiba seoho merasa sesuatu yang dingin menyentuh betisnya.

ah, mungkin rumput, atau serangga.

tapi terasa seperti tangan keriput..

seoho menegak ludahnya kasar. makin merasa tidak enak berada di sini.

suasana yang tadinya ramai dan hangat, tiba-tiba berubah jadi dingin. ah bukan dingin, panas dingin.

keonhee masih berjalan di depannya, melihat sekeliling, barang kali ada permainan yang bisa dimainkan berdua.

saat berjalan melewati sebuah titik di pasar ini, seoho merasa seperti menabrak sesuatu yang panas. padahal hawanya dingin.

hawa dingin yang begitu panas.

ia berhenti sebentar untuk memastikan, keonhee pun ikut berhenti, heran.

“kenap-”

“ssst.”

belum selesai berbicara, seoho sudah menyuruhnya untuk menutup mulut.

sahabatnya ini kenapa?

tiba-tiba seoho menggerakkan tangannya, seperti sedang merasakan sesuatu.

keonhee ingin bertanya, namun takut mengganggunya.

seoho langsung menurunkan tangannya ketika ucapan neneknya terngiang di kepalanya.

“hee, kita harus pergi.” tanpa aba-aba, seoho langsung menarik keonhee keluar dari area pasar malam.

berada di depan areanya, keonhee memberhentikan langkahnya, membuat yang menarik juga harus berhenti terpaksa.

“kenapa sih?! ada apa emangnya? kalo lo gamau ikut kan dari awal lo tinggal bilang ke gu-”

“bukan itu.”

lagi-lagi ucapan keonhee dipotong.

“dengerin. tau kenapa tadi gue berenti, terus ngeraba-raba udara gajelas kayak orang gila?” tanya seoho serius.

“kenapa?” keonhee penasaran.

“itu hawanya panas banget. dan anehnya cuma disitu doang yang panas. selama kita jalan-jalan keliling tadi, ga ada tempat yang sepanas itu,” jelas seoho.

masih bingung, keonhee bertanya lagi, “terus kenapa?”

sebelum melanjut, seoho menghela napasnya kasar, “itu portal alam gaib.”

tak mengerti, keonhee hanya memasang muka bingung.

mata seoho melirik ke belakang keonhee, kemudian bergidik ngeri.

“nengok ke belakang deh,” ucap seoho.

keonhee pun melakukan apa yang lebih tua bilang. dan jantungnya hampir copot ketika melihatnya.

orang-orang yang berkerumun tadi, berubah ke wujud aslinya. dan jumlahnya banyak. mereka semua menatap ke keonhee dan seoho dengan tatapan yang mengerikan.