nonton horror
Malem ini movie date Geonhak sama Dongju. Dongju udah ngajak dari beberapa hari yang lalu, dan Geonhak baru ada waktu luang hari ini-ya karena tanggal merah juga sih.
Dongju udah duduk siap di sofa empuk milik Geonhak. Iya, mereka di apartemennya Geonhak sekarang.
Jam menunjukan pukul 08.26. Geonhak masih sibuk menyiapkan camilan untuk selama nonton nanti.
“Pilih aja dulu filmnya, Ju-ya!” seru Geonhak dari dapur.
“Gimana?? Aku ga ngerti!” balas Dongju berteriak juga.
“Ih itu kan ada aplikasinya tu di tv, pencet aja pake remotnya, ya terus tinggal pilih aja,” Geonhak menjelaskan, masih sibuk mondar-mandir dapur.
Dongju bingung, sebenernya Geonhak tuh nyiapin apaan, kok lama banget..
Kebetulan saat itu juga Geonhak kembali membawa semangkuk besar popcorn juga 2 botol minuman soda juga 4 gelas-2 gelas terisi air putih dan 2 gelas lainnya kosong.
“Mana? Udah dipilih?” tanya Geonhak sambil menaruh bawaannya di meja.
“Ehm, belum, hehehe. Bentar.” Dongju kemudian mengambil remote dan memilih filmnya.
Kursor remote berhenti di sebuah film horror, yang Geonhak sendiri pun kaget, kenapa tiba-tiba Dongju milih film horror.
“Hah? Ga salah? Mau nonton Sunyi?” tanya Geonhak memastikan yang hanya diangguki Dongju.
“Kok tumben mau horror?” tanyanya lagi
“Gapapa, pengen nyoba aja. Kata Keonhee ini ga terlalu serem gitu. Jadi pengen kucoba tonton deh, hehehe,” jawab Dongju sambil cengengesan.
'Keonhee sialan,' Geonhak membatin.
Mana ada ga serem, disini pembunuhan, balas dendam, character death malah.
Geonhak terdiam sambil memegang remote, “...Yakin nih, nonton ini?” tanya Geonhak lagi.
Lagi, Dongju ngangguk. Yang kemudian Geonhak pun memencet putar setelah Dongju mengkonfirm.
Durasi film kurang dari satu jam lagi, tapi Dongju sudah mendusel ketakutan ke Geonhak. Menyelimuti dirinya dengan selimut biru favoritnya. Matanya berkaca-kaca karena ketakutan melihat adegan pembunuhannya.
Dengan lampu yang mati di apartemennya makin membuat Dongju ketakutan, takut tiba-tiba ada yang memegang dan menarik kakinya dari kolong sofa.
'Hm, kan beneran dia ga kuat nontonnya,' batin Geonhak.
Geonhak melirik ke jam dinding, menunjukkan pukul 9 lewat. Makanan ringan di meja sama sekali belum habis, padahal biasanya Dongju bakal ngehabisin sampai piringnya bersih.
Geonhak kemudian bangkit, “Ju, gamau udahan?” tanyanya pelan.
Mendengar tawaran Geonhak Dongju langsung mengangguk kencang.
Geonhak yang melihatnya merasa gemas sendiri. Padahal lagi ketakutan.
“Mau ganti film apa pindah aja ke kamar?” tanya Geonhak lagi.
“Mau tidur aja..” jawab Dongju pelan. “Tapi takut.”
Geonhak tertawa kecil, “Tadi katanya ga terlalu serem?” godanya, kemudian tangannya mengambil remote untuk mematikan tv.
Bukan jawaban tapi malah mendapat sebuah pukulan keras di pundaknya, membuatnya merintih sakit.
“Ya kan aku gatau bakal seserem ini...” Dongju mem-pout, membuat Geonhak makin menahan diri untuk tidak menggigit Dongju.
“Hahaha.. Emang menurutku ga serem amat sih,” balas Geonhak. Kemudian mendapat pukulan lagi di punggungnya.
“Itumah kamu!”
Dongju kemudian beranjak duluan menuju kamar, namun tiba-tiba berhenti di lorong menuju kamar.
Geonhak yang baru menaruh camilannya ke kulkas langsung menatap bingung, “Kenapa?”
“Takut.. Gelap soalnya,” jawab Dongju masih berdiri di lorong.
Sementara Geonhak hanya menertawakan keimutan pacarnya itu.
“Sini ih, temenin!” panggil Dongju.
Geonhak menutup kulkas, lalu berjalan mendekati Dongju yang kemudian ditarik paksa untuk berjalan bersampingan sambil gandengan di lorong.
Melewati kamar mandi Geonhak nanya lagi, “Gamau pipis dulu?”
Dongju menggeleng. Ia hanya ingin tidur.
Geonhak membuka pintu kamar, kemudian masuk duluan.
Dongju yang masih ketakutan tiba-tiba melihat sekelebat bayangan melewatinya. Membuatnya langsung lari ke kasur dan meringkuk.
“Kenapa, hey?” tanya Geonhak kebingungan, padahal dirinya sedang menebah kasurnya.
“Tadi, ada yang lewat,” jawab Dongju sambil menunjuk ke arah tempat tadi ia berdiri, masih meringkuk.
Geonhak menoleh ke arah yang dimaksud, tiba-tiba ia merasa merinding.
“M-mungkin cuma perasaan kamu aja kali,” ucap Geonhak berusaha menenangkan. Kemudian berjalan ke arah pintu untuk menutupnya.
“Gatau, tapi nakutin..”
“Yaudah, kita tidur aja ya.” Geonhak pun kemudian naik ke kasurnya, lalu memeluk Dongju. Kemudian mereka cuddle sampai terlelap.
Tengah malam Dongju tiba-tiba terbangun. Bingung jam berapa, ia menoleh ke jam dinding di samping kasur Geonhak.
Jam setengah 3.
Jamnya portal dunia gaib terbuka.
Dongju yang masih mengantuk kemudian berusaha kembali tidur tanpa mau memusingkan masalah jam.
Tanpa tau kalau ada yang mengawasi mereka di belakang pintu.