Hwanwoong membukakan pintu apartemennya setelah mendengar beberapa kali ketukan. Membiarkan Youngjo masuk membawakan sebungkus camilan untuk dimakan bersama.

“Sibuk ngapain, by?” tanya Youngjo penasaran. Ia menaruh bungkusan camilannya di dapur sebentar. Lalu menyusul Hwanwoong duduk di ruang tengah.

“Ini, tugas disuruh bikin ppt, trus nanti ada lagi. Aduh, capek,” keluh Hwanwoong. Ia pun sibuk mengutak-atik laptopnya lagi.

“Oalah, udah minum belum? Ntar kalo kelupaan bisa dehidrasi,” Youngjo mengingatkannya.

“Oiya, belum, hehe,” celetuk Hwanwoong. Kemudian berjalan ke dapur untuk mengambil segelas air. Kembali ke ruang tengah lagi untuk duduk di samping Youngjo.

Ia merasa bersyukur memiliki kekasih yang sangat perhatian seperti Youngjo. Meskipun kadang sangat menyebalkan dengan semua gombalan kejunya.

Mungkin Hwanwoong akan terlihat kesal atau mungkin bersikap cuek terhadap Youngjo, tapi sebenarnya ia menyayanginya. Ia hanya suka melihat pacarnya memberikannya perhatian.

Ia bersikap cuek karena tidak tahu caranya mengembalikan perhatian Youngjo.

Ia ingin jujur kepada Youngjo, takut Youngjo nantinya merasa salah paham jika tidak diberikan penjelasan karena sikapnya.

Mungkin bisa sekarang.

“Makasih,” kata Hwanwoong tiba-tiba.

“Hah? Ngapain makasih tiba-tiba?” tanya Youngjo.

“Ya.. Kamu perhatian banget ke aku. Aku gatau mo ngebales gimana, jadi aku keliatan cuek terus ke kamu,. Maaf” tutur Hwanwoong, mengetuk-ngetukan kaca gelas yang dipegangnya dengan jarinya.

Youngjo tersenyum, “Nggapapa. Aku tau ga semua orang bisa nunjukin perasaannya dengan baik dan juga secara langsung. Kamu salah satunya. Jangan minta maaf karena hal itu.” Youngjo menepuk kepala Hwanwoong gemas, kemudian diusak-usak.

Hwanwoong menatap Youngjo. Ia benar-benar kagum dengan manusia di depannya. Bisa pengertian dan perhatian. Ah, kalau kata orang, dirinya sangat beruntung bisa memiliki pacar yang seperti itu.

“Heum.. Makasih,” ucap Hwanwoong lagi.

“Iya, gatau makasih-in apa tapi, masama,” balas Youngjo.

“Kamu apa ga bosen ngerjain tugas mulu?” Youngjo mengalihkan topik pembicaraan.

“Capek, sih. Ya, mau gimana lagi.”

“Nonton aja, yuk, bentar aja. Cuma buat istirahat doang,” ajak Youngjo, kemudian mengambil remot tv.

Hwanwoong hanya mengiyakan ajakan Youngjo. Lagipula, ia memang butuh istirahat sebentar.


Di tengah film yang mereka tonton, Youngjo berceletuk, “Ah, iya. Hari ini tuh pocky day, tau.”

“Hah?” Hwanwoong mengernyitkan dahi bingung. Pasalnya ia baru mendengar istilah hari seperti itu. Ia menatap kotak pocky yang dipegangnya sambil terheran, camilan begini sampai dibikin hari spesial?

“Hmm, sebentar,” Youngjo mengambil sebatang pocky dari boks yang dipegang Hwanwoong.

“Nih, jadi, cara ngerayainnya tuh, kamu gigit ini, aku gigit di ujung satunya, trus nanti digigit-gigit aja teruuss sampe abis,” jelas Youngjo sambil mengangkat pocky yang dipegangnya.

Hwanwoong hanya terdiam. “Berarti.. nanti ciuman dong..?” tanyanya.

“Eumm, iya. Kenapa?” tanya Youngjo balik.

“Ga ah, malu.” Hwanwoong melanjutkan acara menontonnya sambil menyemil dengan wajah yang agak memerah.

Padahal belum diapa-apain..

Youngjo hanya terkekeh melihat pacar mungilnya.

Diam-diam ia mengecup pipi kanan Hwanwoong. Tiba-tiba sekali. Membuat Hwanwoong mematung di tempatnya. Pipinya makin memerah.

Kemudian beranjak bangun, “Udah ah! Kesel diginiin mulu!” kesalnya. Ia langsung membawa laptopnya ke kamarnya.

Padahal mah, aslinya malu. Ia hanya ingin menyembunyikan wajah merahnya dari Youngjo.

Sementara Youngjo hanya terkekeh di tempatnya.