Hug.
“I just wanted a hug, only one hug.”
A valentine's special. Pair: SeoJo.
Seoho menunggu di sebuah taman kecil. Mungkin bisa dibilang rahasia karena hanya ia dan Youngjo yang tahu tempat ini. Harapan terpancar penuh dari matanya.
Youngjo telah berjanji akan menemuinya di sini.
Ia sangat merindukan kucing-nya itu. Teman masa kecilnya juga.
Jujur, Seoho telah menyimpan rasa lebih dari teman ke sahabatnya. Dengannya ia merasa nyaman, dengannya ia merasa aman. Kalau kehadirannya tidak ada ia akan merasa rindu. Ia akan merasa ada yang tidak beres.
Ketika Youngjo bilang “aku sayang kamu,” hatinya langsung menghangat. Hatinya yang biasanya hampa, kembali terasa hidup.
Saat itulah ia tersadar, ia sayang padanya. Ia sayang lebih dari sekedar sahabat.
Awalnya ia coba untuk menolaknya, tapi makin ditolak, perasaan itu semakin kuat. Sampai ia sendiri lelah dan kemudian memutuskan untuk menerima perasaannya kepada sahabatnya itu.
Dan telah 3 tahun ia pendam perasaan ini. Hari ini Valentine, dan ia telah membulatkan tekadnya, ia akan menyatakan perasaannya hari ini.
Di tangannya ada dua tangkai bunga lily putih. Lily putih memiliki arti 'aku sayang kamu'. Sama seperti mawar. Tapi menurutnya mawar sudah terlalu mainstream, jadi ia memilih ini.
Semilir angin sore membuat suasana sekelilingnya terasa sejuk. Ia duduk di sebuah alas dengan tangannya yang mengukir-ukir tulisan di pasir di sebelahnya.
Ah, Youngjo kemana..
Sekarang sudah hampir malam, dan Youngjo tidak kunjung menunjukkan batang hidungnya.
Ia ingin meneleponnya tapi handphone-nya habis baterai. Ya jadi disinilah dia, menunggu dengan bosan. Juga dengan harapan yang hampir pupus.
“I know you're somewhere out there, somewhere far away~ I want you back, I want you back..“
Tangannya memainkan bunga yang tadi dibawanya.
“My neighbors think i'm crazy, but they don't understand.. You're all I have..“
Kepalanya menoleh ke kubangan air di sampingnya, menatap pantulan bulan dan bintang-bintang di sana.
“But now when the stars light up my room, I sit by myself.. Talking to the moon~“
Srek
Seoho menolehkan kepalanya cepat ke arah pagar tua yang menutup taman ini. Matanya kembali memancarkan harapan. Namun kembali redup ketika sadar bahwa itu bukan yang ditunggunya.
... Seekor tupai ternyata.
“Youngjo-ya.. Eodiseo..”
Ia ingin memberikan pelukan padanya nanti. Lagipun ia juga pernah meminta pelukan ke Youngjo.
Hanya sebuah pelukan.. Dan menyatakan perasaan..
Ia merindukan pelukan hangat dari Youngjo. Sangat hangat, ia nyaman. Mungkin bisa-bisa ia tertidur ketika dipeluknya.
Ia rindu pelukannya.
Ia rindu orangnya.
Tapi orang itu tak kunjung datang.
Ia ingin menyerah menunggu.
“Tapi kalau sebentar lagi gimana?” Monolognya.
Akhirnya ia memutuskan untuk menunggunya lagi selama setengah jam kedepan.
Ia ngantuk.
Sudah terlalu lama ia berdiam diri di sini. Beberapa kali ada kucing dan tupai yang lewat.
“Sudah 5 tupai dan 7 kucing.”
Hah, dihitungnya.
Dirinya bangkit dari duduknya. Menepuk-nepuk celananya untuk membersihkan dari debu dan tanah yang menempel.
“Makasih, Youngjo-ya.”
Ia melangkah pergi dari tempat itu, dan mungkin tidak akan pernah mau kembali lagi.
Youngjo berlari di trotoar sambil merutuki dirinya.
“Aaahh Youngjo payah, bisa-bisanya lupa!”
Dirinya berhenti di sebuah belokan gang kecil, kemudian masuk sendiri. Membuka pagar besi yang sudah berkarat dan ditumbuhi tumbuhan merambat.
Kosong.
“Ah, sudah pergi ya..”
Ia berjalan menuju bunga yang tergeletak.
Lily putih..
Bukan bunga kesukaannya, memang. Tapi ia tau arti dari bunga ini.
Seoho sayang padanya.
Youngjo tau Seoho tadi ingin mengutarakan perasaannya. Tapi pasti sekarang perasaan itu sudah dikubur lagi.
Salahnya.
Ia telah mengecewakan orang yang disayangnya.
Mungkin Seoho tidak akan memaafkannya.
Matanya kemudian melihat ke pasir yang tadi ditulisi oleh Seoho.
“I just wanted a hug, only one hug.”
“I'm sorry..” gumamnya, seolah membalas tulisan Seoho.
end.